
Janganlah sekali kali melupakan sejarah (Jas Merah) – Ir. Soekarno
Pattojo sebuah daerah kecil yang berada di Kabupaten Soppeng, tepatnya di Desa Rompegading Kecamatan Liliriaja. Tak banyak yang tahu bahwa di Pattojo ini ada sebuah benteng yang merupakan ikon dari sebuah peradaban yang telah ada sejak jaman dulu.

Konon kabarnya, Pattojo adalah sebuah kerajaan yang besar dengan dipimpin oleh seorang raja yang bijak. Kerajaan Pattojo ini tentu masih bisa kita lihat dari jejak jejak yang ada di kawasan benteng pattojo. Bahkan sisa sisa reruntuhan benteng tersebut masih bisa kita lihat keberadaaanya.
Dalam kawasan benteng pattojo terdapat makam raja-raja, para bangsawan dan kerabat istana yang bahkan ada yang tidak bisa diidentifikasi. Kawasan ini juga masuk dalam wilayah situs yang dijaga oleh Balai Pelestarian Kebudayaan.

Salah satu makam yang penulis datangi adalah makam leluhur kami yakni Datu Sunra Karaeng Cenrapole Petta Ponggawa Bone. Alhamdulillah makam ini masih terjaga dan terawat dengan baik.
Bagi generasi muda tentu haruslah mengetahui jejak jejak sejarah dari para leluhurnya sehingga tidak akan kehilangan identitas. Bahkan kita bisa mengambil hikmah dari catatan catatan sejarah para leluhur sehingga bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Salah satunya yang bisa kita ambil hikmanya adalah riwayat salah seorang raja pattojo yang bersama-sama Arung Palakka. Beliau di samping sebagai raja juga diangkat sebagai penerjemah karena kemampuan menguasai beberapa bahasa. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa sejak dulu leluhur kita adalah orang orang cendekiawan. Mereka menjadi raja bukan hanya karena faktor biologis melainkan juga mempunyai kompentensi.
Bagi anak cucu raja pattojo tentunya ini bisa menjadi motivasi untuk tetap terus mengembangkan kemampuan tanpa harus bergantung pada garis keturunan semata. Seperti kata orang bijak
“Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu” merupakan hadits yang diriwayatkan oleh HR Ahmad.