Makam di Masjid Tua Tosora adalah Datuknya para Wali Songo.
Menelusuri jejak jejak historis yang tersebar di beberapa wilayah Sulawesi Selatan sangatlah menantang. Apalagi Soppeng yang terkenal dengan adat istiadat serta budayanya yang masih sangat kental dan terjaga. Penulis mencoba untuk mengangkat tema budaya terkait situs penting yang berada Desa Tosora, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.
Situs yang satu ini merupakan situs yang sangat erat kaitannya dengan sejarah Wali Songo. Karena diyakini sebahagian masyarakat bahwa makam yang terletak di Tosora ini adalah makam Datuknya para Wali Songo.
Sedikit kita kilas balik, Wali Songo adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, karena peran historis mereka dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Bahkan hingga saat ini, makam para Wali Songo ramai diziarahi oleh masyarakat.
Almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sendiri pernah berkesempatan berkunjung ke makam beliau, namun karena ada “halangan”, beliau tidak sampai di Tosora karena insiden jembatan patah. Akhirnya beliau pun turun dari mobil dan mengirimkan doa kepada Sayyid Jamaluddin Al Akbar Al Husaini.
Alhasil, kunjungan Gus Dur inilah yang semakin memantapkan keyakinan kita bahwa makam tersebut betul adalah makam Sayyid Jamaluddin Al Akbar Al Husaini. Karena berdasarkan pengakuan Gus Dur sendiri bahwa beliau diamanatkan oleh neneknya Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, supaya menziarahi 27 makam Wali di Indonesia.
Alhamdulillah penulis berkesempatan berkunjung beberapa kali ke makam beliau. Kesan pertama yang kami dapatkan adalah rasa takjub melihat perjuangan beliau dimana pada masa itu tentu masih sangat sulit untuk menyebarkan agama Islam. Struktur bangunan masjid yang sangat sederhana ini menggambarkan bagaimana orang-orang tua kita dahulunya melaksanakan ibadah shalat dengan fasilitas ala kadarnya.
Perjalanan kami untuk ziarah ke makam beliau tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus kami lalui. Anehnya, setiap kali direncanakan selalu saja ada halangan tetapi ketika tanpa jadwal, tau-taunya sudah ada di Tosora.
Siapakah sebenarnya sosok ini? Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubra (1310-1453M) dikenal sebagai seorang muballigh terkemuka, di mana sebagian besar penyebar Islam di Nusantara (Wali Songo), berasal dari keturunannya. Ia dilahirkan pada tahun 1310 M di negeri Malabar, yakni sebuah negeri dalam wilayah Kesultanan Delhi. Salah satu peninggalan beliau adalah masjid tua Tosora yang sampai sekarang masih bisa dilihat sisa-sisa struktur bangunannya.
Makam yang keberadaannya terakhir tercatat dalam sejarah pada abad ke 13 dan di makamkan di Tosora, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan silsilah beliau masih keturunan Rasulullah Ke-20 , salah satu penyebar Islam pertama di Nusantara. Makam beliau sendiri berbeda dengan makan lainnya yang berada di sekitarnya.